Secara psikologis masa remaja dibedakan dalam dua fase usia perkembangan, yaitu :
1.
Masa
Puber, yaitu masa dimana remaja mulai mengenal dan berfikir serta tertarik
dengan masalah-masalah sexual yang mereka kenal dari sekitar lingkungannya.
Pada umumnya masa puber atau pubertas ini terjadi antara umur 11 - 15 tahun
pada remaja wanita dan 12 - 16 tahun pada remaja pria. Tanda-tanda yang sering
menyertai masa puber ini adalah tumbuhnya pubic hair atau rambut kemaluan
sebagai tanda kelamin sekunder yang menunjukkan adanya perkembangan menuju
kematangan sexual, yang berarti siap produksi.
2.
Masa
Adolensi. Adolensi berarti tumbuh dan berkembang (Growt and development) menuju
alam dewasa. Artinya seseorang mulai meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa
dewasa awal yang penuh dengan berbagai tugas dan tanggung jawab.
.Sesuai dengan perkembangan biologisnya, pada kedua fase
perkembangan tersebut di atas terjadi 4 macam perubahan fisik yang menyertai
terjadinya dampak-dampak psikologis yang perlu diwaspadai
Keempat perubahan fisik tersebut menurut Hurlock (1990)
adalah sebagai berikut :
a.
Perubahan
ukuran tubuh yang cepat (istilah jawa : bongsor)
b.
Perubahan
proporsi tubuh. Tubuh menjadi besar, akan tetapi tidak seluruh badan tumbuh
dengan kecepatan yang sama, sehingga pada remaja awal mereka kurang kelihatan
seimbang antara bagian-bagian badan yang sesuai dengan orang dewasa.
c.
Tumbuhnya
ciri-ciri seks primer, yaitu mulai berkembangnya organ-organ seks yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Pada wanita ditandai dengan
timbulnya haid pertama (mensnarche),
sedang pada remaja pria ditandai dengan mimpi basah (politio).
d.
Tumbuhnya
ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks sekunder ini keberadaannya pada diri
seseorang akan menjadikan antara sekse yang satu tertarik pada sekse yang lain.
Tumbuhnya ciri-ciri seks sekunder pada pria ditandai dengan keluarnya rambut
pada bagian-bagian tertentu (sekitar kelamin, ketiak, kumis, jenggot) kulit
menjadi agak kasar, suara bertambah besar (bariton), kelenjar lemak dan
kelenjar keringat menjadi lebih aktif sehingga menimbulkan jerawat, otot-otot
bertambah besar dan kuat. Sedangkan pada wanita pinggul menjadi bertambah lebar
dan bulat, tumbuhnya payudara, kulit menjadi kasar, kelenjar lemak dan kelenjar
keringat menjadi lebih aktif, suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
Perubahan-perubahan
fisik dan seksual pada masa remaja mempunyai dampak psikologis yang besar,
meskipun akibatnya biasanya sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam
pola perilaku, sikap dan kepribadian pada masa remaja penampilan fisik
merupakan faktor yang dianggap penying. Karena jika remaja merasa dirinya
kurang menarik, mereka akan merasa rendah diri, sedih dan gelisah.
Secara
tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu
masa dimana ketegangan-ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan
fisik dan kelenjar. Perkembangan psikologis yang lain yaitu usaha remaja untuk
menemukan identitas dirinya, mencari tokoh idola yang dijadikan tokoh
identikfikasinya (Hurlock, 1990).
Pada masa
remaja minatnya pada seks juga meningkat. Mereka mulai tertarik pada jenis
kelamin lain, mereka mulai mengenal apa yang dinamakan cinta, saling memberi
dan menerimakasih sayang dari orang lain. Jika perkembangan psikologis berjalan
cukup sehat dan lancar, akhirnya mereka menuju kemasakan emosional. Dan bahaya
psikologis utama dari masa remaja berkisar dari kegagalan melaksanakan
peralihan ke arah kematangan yang merupakan tugas perkembangan terpenting dari
masa remaja.